Haloo pembaca, seberapa seringkah
anda mendengar pertanyaan seperti ini : ”apakah hidup anda tidak sesuai
rencana? Apakah anda sedang mengalami banyak masalah dengan keterlambatan? Atau
apa anda ingin sukses?”. Pertanyaan-pertanyaan tadi mungkin sering didengar
dari motivator atau juga karena jebakan MLM, hahaha. Karena anda belum
sepenuhnya dewasa saat anda belum pernah di prospekin sama orang-orang MLM.
Hahaha (Gue udah)
Well, kita langsung aja ke pokok
permasalahan ya. Nah ini, sebagian besar dari anda pembaca merasakan hidup yang
serba enak, walaupun ada masalah kecil itu anda anggap sebagai masalah besar
karena anda tidak terbiasa dengan masalah kecil tersebut. Lihat sodara-sodara
kita yang tidak mampu, mereka banyak di uji hidupnya dan mereka mungkin sudah
tidak menganggap hal itu adalah kesulitan bagi mereka melainkan hal-hal yang
biasa saja. Contoh kecil saja pada pengguna Smartphone, lihat saja kita
pengguna smartphone kalo jaringan lagi ngadat aja udah betenya minta ampun,
belom lagi charger, terus pending. Itu liat aja, pasti marah-marah nggak
karuan.
Semua dari kita mempunyai sisi kenyamanan masing-masing, yang
udah dicontoin tadi. Tersedianya jaringan lancar, ada colokkan listrik
dimana-mana terus messenger yang nggak pending itulah contoh kenyamanan itu.
Mungkin di sisi lain kita atau semua masyarakat dunia memiliki kenyamanan
masing-masing di bidangnya masing-masing. Kenyamanan itu saya sebut sebagai Comfort Zone. Ilmu ini saya dapatkan
dari mata kuliah Entrepreneurship dulu dari Bapak Heru Basuki (Terima kasih
ilmunya pak, sangat bermanfaat)
Menurut saya sih, comfort zone
itu nggak bikin kita nggak produktif. Coba bandingkan lebih sehat mana orang
yang jalan kaki ke tempat yang dituju jarak dekat dengan yang naik mobil. Insya
Allah sih lebih sehat yang jalan kaki, toh ya deket ini kan tempatnya. Tapi
sindrome-sindrome males karena mereka enjoy them comfort zone itu membuat
banyak orang (termasuk saya dulu) terlambat mengerjakan sesuatu, selalu
berleha-leha karena toh ya mudah ini atau yaudahlah selow kan masih ada si anu
atau selow bisa pake ini bisa pake itu. Efek yang paling penting itu bikin
nggak sukses.
Suatu waktu yang lalu saya
mencoba untuk keluar dari comfort zone saya, saat itu saya sedang mengerjakan
skripsi saya. Saya selalu tidur jam 03.00, gila itu pagi banget dan jam 07.00
pagi nanti saya harus ngampus nungguin dosen pembimbing. Kalau lu tau gue, mau ada
alarm 10 dideket kuping gue juga paling nggak banter gue bangun jam 10.00.
Kalau udah bangun jam 10.00 udahlah pak dosen udah pergi dari kursinya. Artinya
kesempatan lewat lagiii.
Suatu ketika, gue nggak sengaja
maen game di hape. Terus sangking capeknya mungkin gue ketiduran dilantai dan
ketiduran jam 3 kalo nggak salah, kebetulan kamar gue lantainya ada karpetnya.
And you know what, gue bangun jam 06.00 coyy !! Karena penasaran ya gue coba
lagi, apa ngefek. Dan men, gue bangun jam 06.00 lagi.
Itulah karena menurut gue, kasur
empuk yang selama ini jadi comfort zone itu menjadikan gue untuk males bangun.
Dan setelah gue keluar dari comfort zone gue, damn. Gue bangun pagi !!