Isi Celana Dalam : The Perfectionist

Selasa, 23 Juli 2013
Halooo saudara, ketemu lagi sama penulis yang lagi-lagi masih diam ditempat nggak ada kerjaan dan yaudah akhirnya nulis-nulis lagi. Nah kali ini gue mau nulis postingan pertama di kategori Isi Celana Dalam. Tulisan ini memuat biografi yang singkat padat dan nggak jelas dari seseorang dan kali ini biografi yang ditulis adalah biografi seseorang yang Perfeksionis yang tidak mau disebutkan namanya ini.

Pertama-tama, kita bercerita tentang kehidupan awal seorang perfeksionis ini. Kehidupan awal dari seorang perfeksionis ini dimulai ketika Ayah dan Ibunya menikah pada awal tahun 1990. Kemudian setelah berusaha dan berdoa, sehingga sang Ibu mengandung selama 8,5 bulan. Konon selama mengandung, Ibunya nyidam Durian, Duit sama Daging Kambing. Nggak tau deh itu ibunya darah tinggi atau nggak pas ngandung anak kayak gitu. Itu masih di dalam kandungan aja udah nyusahin kan, apalagi ntar pas udah lahir.

Setelah 8,5 bulan disiksa anaknya dalam kandungan, akhirnya pada tengah malam hari Minggu ke Senin di pertengahan 1992 tepatnya bulan Agustus, lahirlah anak yang nyusahin itu tadi. Anak itu terlahir sebagai laki-laki keren dan ganteng. Udah kebayangkan pas baru lahir aja udah keren dan ganteng, curiga bayinya udah pake jas pas lahiran. Dan pas acara "mudun lemah" yaitu sebuah perayaan kepada anak yang baru bisa berjalan yang biasanya dikatakan sebagai ritual mau jadi apa anak itu nantinya. Si perfeksionis ini memilih UANG sebagai benda kesayangannya.



Masa kecilnya di habiskan di sebuah county atau daerah kota tapi urban di tengah-tengah suatu kota di bawah sebuah gunung yang telah dipindah dari India ke Indonesia menurut mitos Hindu kuno. Pada masa kecilnya sering dikatakan kalo dia adalah anak Cina, karena mukanya yang bulet, bibirnya yang tebel dan putih banget kulitnya. 

Dia bersekolah di Sekolah Dasar favorit di kotanya sana, pada awal kemunculannya di sekolah dia adalah anak yang biasa-biasa saja. Sampai pada tingkat kelas 3 SD, bakat dan kecintaan anak ini mengenai Sosial mulai muncul. Sampai pada puncaknya yaitu saat kelas 5 SD, saat itu sekolah mengikuti sebuah Perlombaan Akademis Antar Sekolah di Kota itu. Si perfeksionis ini di plot sebagai peserta dalam kejuaraan itu di bidang Ilmu Sosial tersebut, awesome ! dimengerjakan 50 soal pilihan ganda dalam waktu tidak lebih dari 15 menit, dan hasilnya 100 % benar ! Suatu kebanggan bagi guru, teman serta orang tuanya. 

Gara-gara kejadian tersebut, pernah suatu ketika pada saat Ulangan Harian pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas 5 SD, dia tidak boleh mengikuti ulangan itu karena sang guru menganggap si perfeksionis ini sudah pasti dapat nilai 100 bahkan kalo ada 110 pasti dia akan dapat 110. Berlanjut pada kelas 6 SD, dia tetap tampil sebagai ahli dalam bidang Sosial. Sampai-sampai dia hafal ibukota negara seluruh dunia.

Setelah itu si perfeksionis ini masuk di Sekolah Menengah Pertama di kotanya. Kehidupannya tidak begitu menarik pada masa-masa SMP ini. Penyebabnya adalah dia hanya bersekolah selama 2 tahun di kelas ini, dia adalah 1 dari 13 siswa yang masuk ke kelas Akselarasi. How poor you bro !

Skip dari masa SMP, kita masuk masa SMAnya. Seakan-akan dia terdampar di pulau surga, si perfeksionis ini yang mempunyai nilai yang tidak memuaskan dan akhirnya dia masuk di sekolah yang urutannya selalu di nomor 3 pada saat itu. Dalam masa-masa SMA dikatakan sangat indah, karena walaupun dia anak yang biasa-biasa saja tapi dia sangat aktif di organisasi. Dia punya banyak teman di sekolahnya, bahkan setiap orang di sekolah itu mengenal siapa dia. Dalam setiap kegiatan organisasinya dia adalah konseptor, dia selalu tidak mau ada di depan sebagai pelaku. Tetapi hanya pembuat konsep, di salah satu organisasi yang dia pimpin sendiri dia adalah salah seorang otoriter. Sampai-sampai oleh pembina pernah berkata "Bagaimana? Jendral sudah bangun apa belum?" sangking segannya pembina terhadap otoritasnya.

Dalam Prakteknya perfeksionis-nya adalah suatu sistem otoritarian kepada anggota organisasi tersebut, tapi tidak absolut. Dia memberi banyak kelonggaran-kelonggaran dan menentang konsep yang sudah ada. Itu makanya organisasinya pada saat dia menjabat menjadi organisasi yang paling banyak pengikutnya. Dari awal pria ini mengagumi sosok Hitler, Stalin, Soekarno dan tokoh-tokoh dunia lain. Tapi dia juga pragmatis, dia juga suka band-band yang bernada perdamaian serta penyanyi yang bermusik rebel seperti Bob Marley.

Setelah lulus SMA, dia mengasingkan diri di barat jauh kotanya. Dia yang berpikir ingin mencari kehidupan baru tanpa meninggalkan kehidupan lamanya, mencari jalan dan kehormataan di barat jauh kotanya. Di kota ini dia pernah menjadi pedagang sukses, importir, pengelola distro, anggota salah satu kelompok fans musik, fans kelompok suporter, penggiat penelitian konspirasi, anggota kelompok backpacker dan tukang haha hihi sama temen-temennya

Pada perjalanan 4 tahun di kota rantaunya, dia dianggap sebagai seorang yang perfeksionis dalam segala hal, dan tidak jarang orang yang membenci dia karena berbicara dengannya seakan selalu menimbulkan perdebatan. Dia tetap hidup seperti yang dia inginkan, bebas, bertujuan, ambisius, perfeksionis dan selalu mencari kehormatan serta jalan yang benar menurutnya. Hari ini juga dia adalah mahasiswa yang akan lulus di bulan November nanti. Cita-citanya ke depan, dia ingin memperoleh gelar S.M.B, MBA, CFA, CWM, FRM dan bekerja sebagai pengawas asuransi dan pasar uang di Indonesia. Dan itu semua dia peruntukkan kepada kedua orang tuanya. Serta keluarganya kelak.

Dan orang itu adalah LAKSAMANA HERGA NATANEGARA. jeng jeng jeng *terus bengong* Jadi selama ini gue nulis biografi gue sendiri. Maafin baim ya ALLAH :')

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.